Selasa, 03 November 2015

Sirilus dari Alexandria

Sumber ; id.wikipeda.org
“Pastilah ia Bunda Allah jika Tuhan kita Yesus Kristus adalah Allah, dan ia melahirkan-Nya.”
Santo Sirilus dari Alexandria Sirilus dilahirkan di Alexandria, Mesir, pada tahun 370. Pamannya, Teofilus, adalah patriark atau uskup agung. Pamannya seorang yang baik, tetapi terkadang cepat marah dan keras kepala. Patriark Teofilus termasuk orang yang bertanggung-jawab atas pembuangan pertama St.Yohanes Krisostomus pada tahun 403. Tetapi kaisar membawa kembali Patriark Yohanes ke Konstantinopel setelah terjadi huru-hara dan gempa bumi di Kota itu. Tampaknya Sirilus juga terpengaruh oleh prasangka buruk pamannya terhadap Patriark Yohanes, karena Sirilus pun setuju dengan pembuangan Patriark Yohanes Krisostomus. Ketika pamannya wafat pada tahun 412, Sirilus diangkat menjadi Patriark menggantikannya. Ia mempunyai cinta yang berkobar-kobar kepada Gereja dan kepada Yesus. Ia tidak mencari pujian orang ataupun kedudukan karena ia seorang yang jujur suka berterus terang. Sikapnya ini membuat banyak orang tidak menyukainya. Namun Ia tidak peduli. Dengan gagah berani ia tetap mewartakan dan mempertahankan iman Gereja dari ajaran-ajaran sesat. Namun, seperti pamannya Teofilus, Patriark Sirilus juga adalah seorang yang keras kepala. Perangainya ini pastilah membuatnya menderita. Walau demikian, umat Kristiani patut berterima kasih kepadanya atas banyak kecakapannya yang mengagumkan. Sebagai misal, ia dengan tidak gentar membela Gereja dan membela apa yang ia yakini sebagai benar. St Sirilus adalah wakil Paus St.Selestine I dalam Konsili Efesus pada tahun 431. Konsili ini merupakan sidang resmi Gereja yang melibatkan lebih dari dua ratus uskup yang ada waktu itu. Mereka memeriksa ajaran sesat Nestorian yang diajarkan oleh seorang imam bernama Nestorius. Konsili menerangkan dengan jelas bahwa Nestorius salah dalam beberapa kebenaran penting yang kita yakini. Paus memberinya waktu sepuluh hari untuk berjanji bahwa ia tidak akan mewartakan ajaran-ajarannya sendiri yang salah. Tetapi Nestorius tidak mau. Konsili menjelaskan kepada umat Allah bahwa kita tidak dapat menerima ajaran-ajaran sesat. Para uskup begitu jelas menerangkan hingga ajaran-ajaran sesat ini tidak pernah lagi menjadi ancaman besar bagi Gereja. Gereja sangat berterima kasih kepada Patriark Alexandria Sirilus yang telah memimpin jalannya Konsili. Pada akhirnya Nestorius dengan diam-diam pulang kembali ke biaranya dan tidak lagi membingungkan umat. Sirilus kembali juga ke keuskupan agungnya dan bekerja keras demi Gereja hingga ia wafat pada tahun 444. Paus Leo XIII memaklumkan St Sirilus sebagai Pujangga Gereja pada tahun 1883.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar